LINGKARAN SETAN
Vs
LINGKARAN MALAIKAT
DI sebuah forum, Wawan
(bukan nama sebenarnya), seorang pengusaha mainan anak-anak, mengisahkan
masalah berat yang dihadapi tatkala puluhan tokonya mengalami kerugian. Hutang
ke supplier menumpuk hingga miliaran rupiah dan tidak dapat dibayar akibat
barang yang tersedia di toko sudah tidak diminati pelanggan. Kesalahan
memprediksi kebutuhan pelanggan menjadi penyebab utama dari masalah ini.
Ia menghadapi pilihan
yang sangat sulit. Kalau puluhan toko ditutup dan semua barang dijual, ia tetap
tidak dapat membayar hutang, karena harga jual barang sudah turun drastis. Jika
tetap buka, biaya operasional terus meningkat tidak sebanding dengan penjualan
yang mengalami penurunan. Kalau barang dagangan ditambah dengan produk baru
yang sedang ngetrend, modal tidak punya, pinjam ke bank tidak bisa, apalagi
pinjam ke perusahaan pemasok tidak dipercaya lagi.
“Saya tersesat dalam lingkaran setan,” ujarnya.
“Saya tersesat dalam lingkaran setan,” ujarnya.
Untunglah dia kemudian
berpikir kreatif. “Karena ini lingkaran setan, maka saya harus mengakhiri
dengan menemukan lingkaran malaikat agar terlepas dari kesesatan itu,” katanya
mengisahkan pengalaman pahitnya, disambut senyum dan tawa hadirin yang
mendengar istilah baru; lingkaran malaikat. Tampaknya hadirin mulai penasaran,
ingin tahu seperti apa lingkaran malaikat hingga ia dapat kembali pulih dari
kebangkrutan dan bisnis menjadi lebih maju pesat.
Wawan melanjutkan kisahnya.
Berhari-hari ia mencari solusi bagaimana melepaskan diri dari kesesatan dan
menemukan lingkaran malaikat. Namun pikirannya buntu. Tak ada yang dapat diajak
diskusi. Bertanya ke orang lain tak didapat jawaban yang kongkrit. Paling
hanya disuruh tawakal, atau malah disalahkan karena tidak mampu memprediksi
trend perubahan pasar mainan anak-anak yang berubah sangat cepat.
Akhirnya yang ia lakukan
kemudian adalah pekerjaan yang semua orang lakukan ketika terbentur kebuntuan,
yaitu berdoa, mohon petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Sementara itu pemasok
barang dengan gigih terus menagih hutang berkali-kali, meskipun mereka juga
tahu pasti bahwa jawabannya tidak memuaskan, hanya janji-janji saja.
Kondisi toko makin sepi
pembeli. Karyawan makin merosot motivasi kerjanya. Karena motivasi karyawan
menurun, toko juga makin bertambah sepi pembeli. Tak ada jalan lain,
kecuali langsung menghadapi pemasok barang. Saat itu kondisi keuangan
sudah sangat parah. Semua mobil sudah dijual, sehingga ia naik angkutan umum
dari rumahnya di Bekasi ke daerah Cawang Jakarta Timur. Dari situ ia berjalan
kaki ke daerah Tebet, Jakarta Selatan tempat kantor perusahaan pemasok. Jalan
kaki sejauh 5 km dalam panas terik pasti bukan peristiwa biasa baginya dan juga
bagi kebanyakan orang di Jakarta.
Sepanjang perjalanan
menuju Tebet itulah ia berdoa agar diberikan jalan keluar dari kemelut bisnis
yang tengah ia hadapi. “Ya Allah hanya Engkau yang bisa menolongku,”
ucapnya berulang-ulang. Sampai di lokasi, ia belum juga punya ide apa yang akan
ditawarkan ke perusahaan pemasok untuk menyelesaikan semua hutangnya.
Manager perusahaan
pemasok menerima kehadirannya. Pembicaraan diawali dengan pernyataan manager
yang menohok dirinya. “Pak, saya diminta oleh bos saya agar kami tidak memasok
barang lagi ke toko Bapak sebelum Bapak menyelesaikan persoalan hutang”, kata
manager tersebut.
Kalimat pembuka ini
terasa membuat situasi bertambah buntu. Namun entah mengapa, justru inilah yang
menjadi titik awal ia menemukan lingkaran malaikat.
“Begini Pak, saya
mengalami kejadian ini bukan karena korupsi, ini semata-mata masalah
kesalahan manajemen. Bapak tahu, kami belum bisa membayar hutang saya. Saat ini
saya tidak dapat berjualan karena tidak ada produk yang diminati pasar. Jika
Bapak dapat memberi pinjaman lagi, niscaya ada harapan saya bisa menyicil
hutang. Sebaliknya jika tidak dipasok barang, maka perusahaan anda juga rugi
karena saya sangat sulit membayar hutang”, urai Wawan.
Penjelasan demi
penjelasan ia sampaikan. Intinya, dengan memasok produk baru yang sedang
diminati pelanggan, toko akan dapat kembali memutar uang, dan cicilan hutang
sudah dapat dimulai.
Dengan alasan yang logis
itulah, manager kembali menyampaikan, “Pak saya tadi dipesan oleh Bos saya agar
tidak memasok barang lagi sebelum Pak Wawan membayar hutang. Tapi penjelasan
tadi akan coba saya sampaikan ke Bos saya”.
Sungguh di luar dugaan
ternyata manager langsung menelpon bosnya dan segera menyampaikan beberapa
alasan agar bisa segera membantu memasok barang agar ada harapan piutang dapat
ditagih secara bertahap. Ajaibnya lagi, bos menyetujui usulan manager.
Mulai saat itulah
ditemukan lingkaran malaikat yang mampu menyelamatkan bisnisnya. Lingkaran
malaikat itu adalah pemasok kembali mengirim barang, selanjutnya toko sudah
mulai menjual produk yang sedang ditunggu para pelanggan, dengan penjualan yang
berkembang ini, karyawan makin termotivasi bekerja lebih baik dan hutang sudah
mulai dicicil. Satu langkah dapat merubah semuanya, bagai langit dan bumi.
Jika Anda tengah
tersesat dalam lingkaran setan, segeralah cari satu langkah yang dapat membuat
lingkaran malaikat. Dan mintalah pertolongan dari Yang Maha Kuasa.*
*Bambang Suharno*
http://www.majalahinfovet.com/2013/03/lingkaran-setan-dan-lingkaran-malaikat.html
No comments:
Post a Comment